Skip to main content

KONFIGURASI DATABASE SERVER DEBIAN 10


Assalamualaikum wr.wb

    Disini saya akan membahas tentang APA SI ITU DATA BASE SERVER ? sebelum lebih lanjut ke bloger saya ,kalo gitu perkenalkan dulu saya dari siswa SMK 1 CERME dari jurusan teknik jaringan dan komputer . silakan ya simak dengan betul betul yaww teman teman!! .dalam dunia digital yang semakin berkembang pesat, data menjadi salah satu aset paling berharga bagi perusahaan, organisasi, maupun individu. Mulai dari data pelanggan, inventaris, laporan keuangan, hingga preferensi pengguna, semuanya membutuhkan penyimpanan yang terstruktur dan mudah diakses. Menemukan database server berperan penting.

    Database server bukan sekedar tempat menyimpan data, melainkan juga sebuah sistem yang memungkinkan berbagai aplikasi dan pengguna untuk mengakses, mengelola, serta memproses data dengan cepat, aman, dan efisien. Dari bisnis e-commerce yang aksesnya memerlukan real-time ke data produk hingga perusahaan teknologi yang mengelola data pengguna dalam skala besar, database server menjadi tulang punggung operasional yang tidak bisa diabaikan.

    Pada artikel ini, kita akan mengeksplorasi apa itu database server, bagaimana cara kerjanya, serta apa saja kelebihan dan kekurangannya. Mari kita selami lebih dalam dan temukan bagaimana database server berkontribusi besar dalam mendukung kebutuhan data di era digital ini!

Server basis data adalah komputer atau sistem yang berfungsi untuk menyimpan, mengelola, dan menyediakan akses ke data basis. Database server memungkinkan banyak pengguna atau aplikasi untuk mengakses data yang tersimpan secara efisien dan aman. Server ini biasanya menjalankan perangkat lunak sistem manajemen basis data (DBMS) seperti MySQL, PostgreSQL, Oracle, atau Microsoft SQL Server, yang mengatur data, menjalankan query, dan menjaga integritas serta keamanan data.

  • Fungsi utama database adalah mengelola dan menyimpan data dengan cara yang terstruktur, sehingga mudah diakses, dimanipulasi, dan diintegrasikan ke berbagai aplikasi atau sistem. Berikut adalah beberapa fungsi spesifik database:

  1. Penyimpanan Data : menyimpan data dalam format yang terstruktur, memungkinkan akses cepat dan efisien ke informasi yang diperlukan.

  2. Manajemen Data : Mengelola data yang mencakup penambahan, penghapusan, dan pembaruan data untuk menjaga keakuratan dan relevansi informasi.

  3. Pencarian dan Pengambilan Data : keinginan pengguna untuk mencari dan mengambil data sesuai kriteria tertentu, melalui fitur pencarian dan query yang disediakan.

  4. Keamanan dan Privasi : Menyediakan kontrol akses sehingga hanya pengguna atau aplikasi tertentu yang dapat mengakses atau mengubah data. Basis data dapat melindungi data dengan enkripsi dan autentikasi.

  5. Konsistensi dan Integritas Data: Menjamin bahwa data tetap konsisten dan terintegrasi meskipun ada banyak perubahan atau transaksi yang simultan, menggunakan aturan integritas data dan mekanisme seperti transactions.

  6. Pemulihan dan Backup: Menyediakan fitur backup dan recovery untuk mengembalikan data jika terjadi kegagalan sistem atau kerusakan data.

  7. Dukungan Multi-pengguna: Memungkinkan banyak pengguna mengakses dan menggunakan data secara bersamaan tanpa menimbulkan konflik atau kehilangan data.

  8. Analisis Data: Beberapa database memiliki fitur untuk analisis data, memungkinkan pengguna menghasilkan laporan dan wawasan yang berguna dari data yang ada.

Database berfungsi sebagai tulang punggung informasi di banyak sistem modern, seperti aplikasi bisnis, e-commerce, sistem keuangan, dan banyak lagi.

  • Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan database server:
  •   KELEBIHAN  

  1. Pengelolaan Data Terpusat: Database server memungkinkan data tersimpan dalam satu tempat terpusat, yang memudahkan akses dan pengelolaan data untuk banyak pengguna atau aplikasi.

  2. Keamanan Data: Database server menawarkan fitur keamanan seperti otorisasi, autentikasi, dan enkripsi yang melindungi data dari akses yang tidak sah.

  3. Konsistensi dan Integritas Data: Dengan adanya sistem manajemen transaksi (Transaction Management System), database server menjaga agar data tetap konsisten dan integritasnya terjaga, meskipun terjadi kegagalan sistem atau pemadaman listrik.

  4. Pemulihan Data: Database server memiliki fitur backup dan recovery yang memudahkan pemulihan data saat terjadi kerusakan atau kehilangan data.

  5. Akses Data Multiuser: Database server memungkinkan banyak pengguna untuk mengakses dan bekerja dengan data secara bersamaan tanpa merusak atau mengganggu data satu sama lain.

  6. Kinerja yang Optimal: Server database dapat dioptimalkan dengan indexing, caching, dan pemeliharaan rutin untuk memberikan kinerja yang baik dalam merespon query pengguna.

  7. Kemudahan dalam Skalabilitas: Database server dirancang untuk dapat berkembang, baik secara horizontal (menambah lebih banyak server) maupun secara vertikal (meningkatkan spesifikasi server).

  •        KEKURANGAN 
  1. Biaya Implementasi yang Tinggi: Penggunaan database server, khususnya yang berlisensi, dapat membutuhkan biaya yang tinggi, baik untuk perangkat keras, perangkat lunak, maupun sumber daya manusia.

  2. Kebutuhan akan Sumber Daya Tinggi: Database server membutuhkan perangkat keras dan memori yang besar untuk bekerja optimal, sehingga tidak efisien untuk aplikasi yang membutuhkan daya rendah atau data yang sedikit.

  3. Risiko Keamanan yang Tinggi: Karena berisi data yang terpusat, database server menjadi target utama bagi serangan siber. Jika tidak dilindungi dengan baik, risiko peretasan dapat tinggi.

  4. Keterbatasan Kecepatan Jaringan: Kinerja database server bisa menurun jika terlalu banyak pengguna atau aplikasi yang mengakses secara bersamaan, terutama jika kapasitas jaringan terbatas.

  5. Kompleksitas Pengelolaan: Pengelolaan database server memerlukan administrator yang memiliki pengetahuan teknis khusus, termasuk dalam backup, optimasi, dan troubleshooting.

  6. Downtime yang Memengaruhi Banyak Pengguna: Ketika database server mengalami gangguan atau downtime, banyak aplikasi atau pengguna yang bergantung pada server tersebut akan terdampak, yang bisa menimbulkan kerugian.

  7. Ketergantungan pada Infrastruktur: Database server memerlukan infrastruktur yang andal, dan jika ada kegagalan pada jaringan atau perangkat keras, sistem bisa berhenti berfungsi sepenuhnya.

Meskipun memiliki kekurangan, database server tetap menjadi pilihan populer karena kelebihan-kelebihannya dalam pengelolaan data yang efisien, aman, dan terstruktur.

  • Cara kerjanya dapat dijelaskan dalam beberapa tahapan utama sebagai berikut:

  1. Menerima Permintaan dari Klien: Database server bekerja berdasarkan permintaan (query) yang dikirim oleh klien. Klien ini bisa berupa aplikasi web, aplikasi desktop, atau perangkat lainnya yang terhubung ke database server.

  2. Memproses Permintaan Query: Setelah menerima permintaan, server akan memproses query tersebut. Proses ini mencakup parsing query untuk memastikan sintaksnya benar, memverifikasi otorisasi pengguna, dan kemudian mengoptimalkan query agar dapat dieksekusi dengan cara paling efisien.

  3. Mengeksekusi Query: Server akan menjalankan query dengan mengakses data yang tersimpan dalam database. Jika query melibatkan pencarian atau perubahan data, database server akan mengakses tabel atau indeks data untuk menemukan atau memodifikasi informasi yang relevan.

  4. Mengelola Transaksi: Untuk menjaga konsistensi dan integritas data, database server menggunakan sistem manajemen transaksi. Ini memastikan bahwa perubahan data dilakukan dengan benar dan sepenuhnya (commit) atau dibatalkan (rollback) jika terjadi kegagalan di tengah proses.

  5. Mengirimkan Hasil ke Klien: Setelah query berhasil dijalankan, database server akan mengirimkan hasilnya kembali ke klien. Hasil ini dapat berupa data yang diminta (seperti daftar hasil pencarian) atau konfirmasi bahwa operasi telah selesai (misalnya, jika data berhasil ditambahkan atau diperbarui).

  6. Backup dan Pemulihan Data: Untuk menjaga keandalan dan keamanan data, database server biasanya juga memiliki mekanisme backup dan recovery. Ini memungkinkan server untuk memulihkan data jika terjadi kegagalan sistem atau bencana.

  7. Mengelola Keamanan dan Akses: Database server juga mengelola keamanan data dengan mengontrol akses pengguna melalui autentikasi, otorisasi, dan enkripsi. Ini memastikan hanya pengguna yang berwenang yang bisa mengakses atau mengubah data tertentu.

  8. Pemeliharaan dan Optimasi Kinerja: Database server terus memonitor penggunaan sumber daya dan performa sistem. Melalui pemeliharaan seperti reindexing atau pembersihan data yang tidak digunakan, server dapat meningkatkan efisiensi proses pencarian dan penyimpanan data.

Dengan cara kerja ini, database server memungkinkan berbagai klien dan aplikasi untuk mengakses dan mengelola data secara efisien, konsisten, dan aman.Database server hadir dalam beberapa jenis yang dirancang untuk kebutuhan penyimpanan dan pengelolaan data yang berbeda-beda.

Berikut adalah jenis-jenis database server yang paling umum digunakan:

1. Relational Database Server (RDBMS)

  • Contoh: MySQL, PostgreSQL, Oracle Database, Microsoft SQL Server
  • Kegunaan: RDBMS menggunakan tabel untuk menyimpan data dalam bentuk yang terstruktur dan memiliki relasi antar-tabel. Cocok untuk aplikasi bisnis, keuangan, dan berbagai aplikasi lain yang membutuhkan konsistensi data tinggi.
  • Kelebihan: Mendukung ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability), membuatnya ideal untuk transaksi yang kritis.

2. NoSQL Database Server

  • Contoh: MongoDB, Cassandra, Couchbase, Redis
  • Kegunaan: Dirancang untuk menangani data yang tidak terstruktur atau semi-terstruktur dan data dalam jumlah besar yang terus berkembang, seperti data media sosial, log, atau data sensor IoT.
  • Kelebihan: Skalabilitas tinggi, fleksibel, dan cocok untuk big data serta aplikasi dengan perubahan skema yang sering.

3. In-Memory Database Server

  • Contoh: Redis, Memcached, SAP HANA
  • Kegunaan: Menyimpan data langsung di memori (RAM) untuk akses super cepat. Biasanya digunakan untuk caching atau aplikasi yang membutuhkan respons real-time seperti aplikasi gaming, perbankan, dan telekomunikasi.
  • Kelebihan: Kecepatan sangat tinggi, tetapi membutuhkan RAM besar.

4. Object-Oriented Database Server (OODBMS)

  • Contoh: db4o, ObjectDB
  • Kegunaan: Mengelola data dalam bentuk objek (object) seperti dalam pemrograman berorientasi objek. Digunakan pada aplikasi yang berhubungan erat dengan data objek, seperti aplikasi CAD (Computer-Aided Design).
  • Kelebihan: Mudah digunakan oleh programmer yang menggunakan OOP, karena datanya disimpan dalam format objek.

5. Columnar Database Server

  • Contoh: Apache Cassandra, HBase, Amazon Redshift
  • Kegunaan: Menyimpan data dalam format kolom, bukan baris. Ideal untuk aplikasi analitik dan big data karena memungkinkan proses query yang cepat pada kolom tertentu.
  • Kelebihan: Kinerja tinggi dalam operasi analitik dan pemrosesan data dalam skala besar.

6. Time Series Database Server

  • Contoh: InfluxDB, TimescaleDB, Prometheus
  • Kegunaan: Dirancang untuk menyimpan data berdasarkan urutan waktu, seperti data sensor, log aktivitas, atau metrik pemantauan. Sering digunakan dalam IoT, pemantauan aplikasi, dan analitik data waktu-nyata.
  • Kelebihan: Efisien dalam penyimpanan dan query data yang berbasis waktu.

7. Graph Database Server

  • Contoh: Neo4j, Amazon Neptune, ArangoDB
  • Kegunaan: Mengelola data dalam bentuk graf (node dan edge) dan sangat baik untuk data yang memiliki hubungan yang kompleks seperti jaringan sosial, peta, atau analisis hubungan dalam data.
  • Kelebihan: Efisien dalam mengelola dan query data yang memiliki banyak koneksi antar data.

8. Hierarchical Database Server

  • Contoh: IBM Information Management System (IMS)
  • Kegunaan: Mengorganisasi data dalam bentuk hierarki atau struktur pohon, cocok untuk data yang memiliki hubungan hierarkis seperti struktur organisasi atau katalog produk.
  • Kelebihan: Sederhana dan cepat untuk jenis data yang memiliki struktur hierarki yang stabil.

9. NewSQL Database Server

  • Contoh: Google Spanner, CockroachDB, VoltDB
  • Kegunaan: Menggabungkan konsistensi dan relasi dari RDBMS dengan skalabilitas dari NoSQL. Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan transaksi ACID dalam skala besar.
  • Kelebihan: Mendukung skala horizontal tanpa mengorbankan konsistensi data.

Setiap jenis database server memiliki karakteristik unik yang membuatnya cocok untuk berbagai jenis aplikasi, dari aplikasi transaksi harian hingga analisis data besar. Pemilihan database yang tepat tergantung pada kebutuhan spesifik sistem atau aplikasi yang akan dibangun.Berikut adalah beberapa contoh database server yang populer dan umum digunakan:

1. MySQL

  • Jenis: Relational Database
  • Penggunaan: Banyak digunakan pada aplikasi web, seperti WordPress dan sistem manajemen konten lainnya.
  • Kelebihan: Gratis, open-source, stabil, dan cocok untuk aplikasi bisnis menengah ke atas.

2. Microsoft SQL Server

  • Jenis: Relational Database
  • Penggunaan: Banyak digunakan oleh perusahaan besar untuk aplikasi bisnis dan manajemen data.
  • Kelebihan: Mendukung integrasi dengan produk Microsoft lainnya dan memiliki performa yang baik untuk skala besar.

3. Oracle Database

  • Jenis: Relational Database
  • Penggunaan: Digunakan di berbagai sektor, terutama pada perusahaan besar untuk aplikasi kritis seperti perbankan, manajemen data pelanggan, dan ERP.
  • Kelebihan: Memiliki fitur keamanan tinggi dan sangat andal untuk transaksi skala besar.

4. PostgreSQL

  • Jenis: Relational Database
  • Penggunaan: Digunakan dalam aplikasi analisis data dan aplikasi web yang memerlukan query kompleks.
  • Kelebihan: Open-source, mendukung transaksi ACID, dan memiliki dukungan fitur geospasial.

5. MongoDB

  • Jenis: NoSQL Database
  • Penggunaan: Cocok untuk aplikasi yang membutuhkan fleksibilitas data, seperti aplikasi e-commerce atau sistem rekomendasi.
  • Kelebihan: Menyimpan data dalam format JSON yang fleksibel dan mudah diatur, skalabilitas tinggi.

6. Redis

  • Jenis: In-Memory Database
  • Penggunaan: Digunakan untuk caching, real-time analytics, dan aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi.
  • Kelebihan: Kecepatan yang sangat tinggi karena menggunakan RAM, ideal untuk data sementara.

7. IBM Db2

  • Jenis: Relational Database
  • Penggunaan: Banyak digunakan oleh perusahaan besar untuk aplikasi analitik dan bisnis.
  • Kelebihan: Mendukung big data, machine learning, dan mudah diintegrasikan dengan perangkat lunak analitik lainnya.

8. Neo4j

  • Jenis: Graph Database
  • Penggunaan: Cocok untuk analisis jaringan sosial, manajemen hubungan, dan aplikasi dengan koneksi kompleks.
  • Kelebihan: Efisien dalam mengelola data yang memiliki banyak koneksi antar entitas.

9. Amazon Aurora

  • Jenis: Relational Database (MySQL dan PostgreSQL kompatibel)
  • Penggunaan: Digunakan oleh aplikasi web dan mobile yang berjalan di AWS.
  • Kelebihan: Mendukung skalabilitas otomatis di AWS, performa tinggi dengan biaya yang lebih rendah.

10. Cassandra

  • Jenis: NoSQL (Columnar Database)
  • Penggunaan: Digunakan dalam big data dan aplikasi yang membutuhkan distribusi data global, seperti Netflix dan Apple.
  • Kelebihan: Mendukung penyimpanan data dalam skala besar dan memiliki toleransi kegagalan yang baik.

11. MariaDB

  • Jenis: Relational Database
  • Penggunaan: Digunakan sebagai alternatif MySQL di aplikasi web dan perusahaan.
  • Kelebihan: Open-source dan kompatibel dengan MySQL, dengan peningkatan performa di beberapa area.

12. InfluxDB

  • Jenis: Time Series Database
  • Penggunaan: Cocok untuk data berbasis waktu seperti pemantauan IoT, metrik aplikasi, dan analitik data sensor.
  • Kelebihan: Efisien dalam menangani data berbasis waktu dengan query cepat dan fitur analitik.

Masing-masing database server ini memiliki kelebihan yang berbeda dan digunakan dalam situasi yang sesuai dengan karakteristiknya. Pemilihan server bergantung pada kebutuhan aplikasi, skala data, dan performa yang diinginkan.

LANGKAH-LANGKAH MENGSETTING DATABASE PADA DEBIAN 10

  • kemudian kalian login ke debian sebagai root dan masukkan kata sandi kalian.
  • Ketik perintah nano /etc/network/interfaces untuk mengatur IP address. Setelah selesai, simpan dengan menekan CTRL + X, lalu Y dan Enter.
  • Restart IP dengan perintah /etc/init.d/networking restart, lalu cek IP dengan perintah ip a (IP kita akan terlihat dalam kotak merah).

  • Pilih Ethernet di View Network Connection, atur IPv4 dengan IP baru dan Gateway dengan IP Debian. Ping IP Debian via CMD. Lalu ketik nano /var/html/info.php, masukkan <?php phpinfo(); ?>, simpan (CTRL + X, Y, Enter).

  • Ketik apt install php7.3-mysql, lalu apt install php php-mysql php-json php-mbstring php-zip php-gd php-xml php-curl. Jika ada pertanyaan "y/n," pilih "y" dan tekan Enter.
  • Jika diminta, masukkan file ISO DVD 1 atau DVD 2 sesuai permintaan.
  • Ketik apt install mariadb-server, pilih "y" jika ditanya "y/n". Masukkan file ISO DVD 1 jika diminta.
  • Ketik mysql_secure_installation, tekan Enter saat diminta password root. Pilih "y" untuk set root password dan fitur lainnya (remove anonymous, disallow root, remove test, reload privilege).


  • Ketik "mysql -u root -p" dan masukkan password yang kalian buat tadi".
  • Lalu ketik "create user 'root'@'localhost' identified by'123';" user 'ardi' berarti nama user kalian, sedangkan identified by'ardi' berarti password kalian. Lalu ketikkan "grant all privileges on *.* to 'root'@'localhost';" agar bisa mengakses semua database. Dan ketikkan "flush privileges;" dan ketik "quit" untuk keluar.

  • Ketik nano /etc/apache2/sites-available/lina.conf, lalu masukkan konfigurasi berikut: dibawahnya documentroot /var/www/html
    • <Directory /var/www/html/phpmyadmin>
    • Options Indexes FollowSymLinks
    • AllowOverride none
    • Require all granted
    • </Directory>
Simpan dengan CTRL + X, Y, dan Enter. Restart Apache dengan perintah /etc/init.d/apache2 restart, pastikan muncul tulisan OK.
  
  • Lalu kalian ke chrome dan tambahkan "/phpmyadmin/" setelah domain kalian.



  • Login menggunakan user atau root dengan username dan password yang dibuat di MySQL. Database phpMyAdmin siap digunakan.
                                                    


  • Langkah-Langkah Konversi Form HTML dengan Database PHP :
    Kalian pindah direktori dengan perintah "cd /var/www/html".
    Ketik "nano index.html" dan buat codingan form input di file HTML kalian. Jika sudah bisa kalian simpan dengan klik CTRL X, klik Y dan enter.
                                                        


  • Ketik cp index.html index.php untuk mengganti nama file, lalu rm index.html untuk menghapus file lama.
                                                              

  • Ketik nano submit.php untuk membuat file baru dan mengkonfigurasi koneksi ke database. Simpan dengan CTRL + X, Y, dan Enter.
                                                    

  • Buka phpMyAdmin, klik New, masukkan nama database, lalu klik Create.
                                            

  • Lalu kalian masukkan nama tabel dan jumlah kolom disini saya kasih 6.
                                        

  • Jika sudah, kalian scroll kebawah lalu klik save untuk menyimpan, Lalu kalian klik check all dan klik unik untuk menjalankan sql nya.

  • Kembali ke formulir web, isi formulir, lalu klik Kirim.
                                                    




  • Buka phpMyAdmin, pilih database yang dibuat, masuk ke Telusuri, dan periksa data yang telah diisi.


Demikianlah panduan singkat mengenai cara mengatur database server di Debian 10. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda sekarang memiliki web server yang siap digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari hosting website sederhana hingga aplikasi web yang lebih kompleks.

         Saya harap tutorial ini bermanfaat dan dapat membantu Anda dalam memahami proses pengaturan database server di Debian 10.Jangan ragu untuk berbagi pengalaman atau mengajukan pertanyaan di kolom komentar jika ada bagian yang masih kurang jelas. dan teruslah bereksperimen dan kembangkan kemampuan Anda dalam mengelola server.

Sampai jumpa di artikel berikutnya, dan selamat mencoba!








Comments

Popular posts from this blog

KONFIGURASI VIRTUALMIN DEBIAN 12

KONFIGURASI PROXMOX

KONFIGURASI VPN DEBIAN 12